Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut lebih besar daripada dataran. Indonesia juga terletak diantara dua benua dan dua samudra yaitu benua Asia dan benua Australia serta terletak antara dua Samudra yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. 

Keberadaan ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis yang menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur karena mendapat banyak sinar matahari dan hujan sehingga banyak tumbuhan yang tumbuh dengan mudah.

Indonesia dijuluki negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia bekerja disektor pertanian. Produk pertanian di Indonesia bervariasi mulai dari sayuran hingga buah-buahan. 

Beberapa buah-buahan dari sektor pertanian adalah padi, singkong, ubi jalar, kentang, sayuran, kacang-kacangan, dll. Pada musim panen,  para petani sering membawa hasil panen mereka ke kota untuk dijual. Biasnya petani di daerah pedesaan memanfaatkan sawah sebagai lahan untuk bercocok tanam.

Sawah merupakan lahan penghasil pangan langsung. Sementara itu, sawah secara tidak langsung berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Juga dalam aspek individu, sawah memberikan penghasilan bagi  petani dan  pengusaha pertanian. 

Dan dalam aspek komunal, sawah merupakan penghasil bahan pangan untuk konsumsi masyarakat secara umum dan tempat bergotong royong bagi pertumbuhan masyarakat pedesaan.Tidak hanya itu, hamparan sawah juga menawarkan pemandangan yang menenangkan dan bisa menjadi sarana relaksasi.

Nah, bagaimana jika kita hidup di kota dan ingin bertani namun tidak ada lahan petanian yang luas? Kita bisa bertani dengan metode hidroponik. Hidroponik adalah cara bercocok tanam dengan sistem air dan hara aktif, yang akarnya diperkuat dengan mengolah sumber daya selain tanah, disebut juga dengan "pertanian perkotaan".

Metode hidroponik sangat cocok digunakan di daerah perkotaan yang memiliki lahan pertanian yang sempit serta cara hidup masyarakat perkotaan yang sederhana, praktis dan praktis. di lapangan tanpa tanah. dan bersih, solusi untuk masalah perkotaan adalah minimnya lahan dan perang melawan pemanasan global akibat efek rumah kaca. Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan :

 Alat:

  1. Botol bekas air mineral ukuran 1000 ml
  2. Gunting
  3. Pisau atau cutter
  4. Sumbu berupa kain bekas, atau kain flanel sebagai pengalir nutrisi


Bahan:

  1. Benih tanaman
  2. Media tanam berupa pasir atau sekam atau rockwool
  3. Larutan nutrisi berupa pupuk (biasanya menggunakan Abmix)


Berikut cara menanam tanaman dengan sistem wick:

  1. Siapkan botol bekas air mineral berukuran 1 liter, pisau, gunting, kain flanel, dan larutan nutrisi.
  2. Potong botol menjadi 2 bagian, kemudian lubangi tutupnya.
  3. Gabungkan kedua potongan tersebut dengan cara membalik bagian atas botol menghadap kebawah.
  4. Pasang kain flanel pada lubang tutup botol, tujuannya agar dapat meyerap air nutrisi.
  5. Isi lapisan atas botol dengan media tanam seperti pasir, sekam atau rorckwool. Kemudian isi lapisan bawah dengan larutan nutrisi.
  6. Tanam bibit tanaman pada lapisan atas botol.


Nah, gimana nih setelah mengetahui cara penanamannya apakah mencoba metode ini? Sebelum mencoba bertani dengan metode hidropnik  ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini yaitu cahya matahari, nutrisi tanaman,suhu,media tanam dan pH larutan.

Cahaya matahari merupakan salah satu kebutuhan penting setiap tanaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa cahaya untuk tanaman hidroponik juga harus diperhatikan. Pastinya ilmu fotosintesis pada tumbuhan bukan hal asing lagi untuk Anda. tanaman bisa melakukannya karena bantuan dari cahaya. Selain dari matahari, Anda juga bisa menggunakan beberapa lampu LED paling tidak selama 8-10 jam per harinya.

Hal yang perlu diperhatikan pastinya adalah air karena hidroponik sendiri memang memiliki arti bertanam dengan media air. Biasanya air yang digunakan dinamakan dengan air baku karena memang belum tercampur dengan bahan lainnya. biasanya air yang boleh dipakai adalah dengan PPM kurang dari 100. Kemudian juga harus bersih dari segi warna, bau, serta rasanya.

Oleh karena dalam budidaya satu ini tidak menggunakan tanah, maka mineral dan unsur hara lainnya harus didapatkan dari sumber lainnya. Anda bisa membuat sendiri pupuk hidroponik tersebut atau bisa memakai AB-Mix yang sudah banyak dijual di pasaran. Biasanya AB-Mix sudah mengandung unsur hara lengkap yaitu makro dan mikro. Hanya saja perlu diperhatikan lagi dalam hal konsentrasi larutannya.

Suhu meerupakan salah satu faktor sekunder yang juga harus diperhitungkan pengaruhnya. Umumnya, tanaman akan bertahan pada suhu lingkungan antara 18 – 28 derajat celcius. Kalau suhunya terlalu tinggi akan menyebabkan oksigen yang terlarut pada air akan berkurang. hal ini menyebabkan tanaman tidak mendapat oksigen yang maksimal untuk respirasi.

Pemilihan media tanam yang tepat juga mempengaruhi keberhasilan proses tanam Anda. ada beberapa media tanam yang biasa digunakan pada budidaya tanaman metode ini seperti rockwool, hidroton, pasir, sekam, dan lain sebagainya. Media tanam yang digunakan harus sesuai dengan ukuran dan kebutuhan perakaran tanaman.

Faktor PH larutan ini tentunya sangat berhubungan erat dengan air yang digunakan. Untuk PH air yang bagus untuk pertanaman hidroponik ini adalah netral yaitu antara 5,8 sampai dengan 6,5. Hal ini karena kalau PH terlalu asam akan beresiko mikronutrien akan berefek racun pada tanaman.

Nah, itu dia beberapa cara mananam dan merawat tanaman hidroponik supaya tumbuh dengan baik dan subur. Selama cara menanam dan merawatnya benar, maka tanaman yang dihasilakan juga akan segar.

Good luck!