Kita melakukan sesuatu yang disukai berulang-ulang. Itu hal biasa. Tetapi bagaimana jika kita dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak kita sukai? Itu tantangan terbesar. 

Perkembangan zaman menuntut kita untuk keluar dari zona nyaman. Sebenarnya tidak perlu menyalahkan zaman karena zaman pasti berkembang. Namun bagaimana peran kita sebagai makhluk yang menjadi bagian dari perkembangan zaman?

Membaca dan Menulis 

Penyakit generasi muda yang dimanjakan dengan teknologi canggih itu salah satunya malas membaca. Kebiasaan bermain game membuat mereka lebih tertarik kepada sesuatu yang berwarna sehingga cepat bosan ketika melihat buku yang hanya berisi tulisan. 

Selain membaca, hal yang tidak ketinggalan adalah membiasakan diri untuk mengekspresikan diri dengan menulis. Saat kita tidak dibiasakan untuk membaca, maka akan sulit untuk menulis karena sejatinya membaca dan menulis itu seperti uang logam. 

Kecanggihan teknologi membuat mereka malas menulis. Fenomena yang terjadi di persekolahan adalah anak cukup mengambil gambar tulisan di papan tulis lewat handphone dan enggan untuk mencatat. Padahal, dengan mencatat akan memudahkan anak untuk mengingat tulisan.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar terbiasa dengan membaca dan menulis, di antaranya: mulailah dari membaca buku apa pun yang kamu sukai dan tuangkan pesan yang kamu dapat dari buku bacaan itu. 

Kemudian, setelah kamu mulai terbiasa, coba kamu buat target. Target bisa sehari 1 lembar atau 1 minggu 1 buku. Itu akan membiasakan kamu untuk terikat pada kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang. Sebenarnya, rutin untuk membaca dan menulis itu sulit, namun yang lebih sulit adalah memulai.

Membaca dan menulis membuat kita menjadi makhluk yang kritis, mampu memilih informasi, tidak mudah termakan isu, dan selalu bijak mengelola media sosial. Masyarakat Indonesia yang mudah terpancing emosi dengan berita yang beredar dan belum terlihat kebenarannya atau membuat konten palsu agar menjadi pusat perhatian adalah beberapa contoh dari tidak membiasakan diri untuk membaca dan menulis.

Bekerja Sama dan Kolaborasi

Sebagai makhluk sosial, hakikatnya kita hidup berkelompok. Setiap orang memiliki karakternya masing-masing. Ada orang yang memiliki kecenderungan introvert, ekstrovert, atau seimbang antara introvert dan ekstrovert. 

Namun, perihal “kerja sama”, kita semua membutuhkannya. Seperti dalam lingkungan kerja, sekolah, organisasi, gedung parlemen, pasti semua butuh kerja sama. 

Keterampilan abad 21 salah satunya adalah kita dituntut untuk mampu bekerja sama dan kolaborasi dengan orang lain. Catatan perjuangan mahasiswa tahun 1998 menjadi contoh bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi akan menciptakan karya yang besar.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengasah keterampilan bekerja sama dan kolaborasi, di antaranya: membuka diri dengan orang lain, baik pemikiran maupun saran, belajar dari siapa pun, jangan takut untuk memulai atau mengajak berdiskusi, ikutilah kegiatan untuk menambah relasi, dan buatlah kegiatan bersama.

Keterampilan bekerja sama dan kolaborasi ini yang menuntun kita pada relasi pekerjaan. Kita tidak akan merasa diasingkan jika mempunyai karya yang besar. 

Karya itu luas. Tidak hanya berbicara perihal sastra, namun yang terpenting adalah kerja sama dan kolaborasi. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari ini adalah melatih public speaking dan manajemen kerja yang baik.

Partisipasi Sosial

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, partisipasi sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Partisipasi sosial adalah keterlibatan seseorang dalam kegiatan sosial, baik dari segi materi maupun nonmateri. 

Indonesia bukan negara yang bebas dari permasalahan. Permasalahan seperti banyaknya gepeng dan anak jalanan masih menjadi hal yang harus diselesaikan bersama. Selain itu, mengakibatkan rentan terjadinya kecelakaan juga terkadang membuat warga takut dengan keberadaannya.

Partisipasi sosial bisa dalam bentuk program seperti kegiatan sosial, edukasi, pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan, atau kampanye lewat seni. Sejatinya, sebagai manusia, kita tidak hanya memperhatikan diri sendiri, namun juga harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Saat ini, kegiatan sosial menjadi pertimbangan penting bagi instansi yang membuka lowongan pekerjaan atau beasiswa.

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk berpartisipasi sosial adalah temukan masalah terdekat, identifikasi kebutuhan dari masalah, cari anggota yang memiliki visi dan misi sama, bergerak dari hal sederhana, dan lakukan secara berkelanjutan.

Indonesia dalam hubungan internasional melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk membantu saudara di Palestina yang ditimpa cobaan. Kasih sayang dan kepedulian ini yang tidak biasa dibayar oleh kecanggihan teknologi. 

Robot yang katanya akan menggantikan posisi manusia itu hanya celah kecil yang digunakan untuk mempermudah kita dalam melakukan kegiatan, namun tidak untuk menggantikan posisi manusia.

Perkembangan zaman membuat kita belajar, baik belajar dari sejarah, belajar dari semangat para pahlawan yang berjuang demi Indonesia, dan belajar dari fenomena yang terjadi saat ini. Zaman berkembang, apakah kita akan diam di tempat? Menurut kalian, apa lagi yang harus dipersiapkan?