Program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali sudah berjalan 2 pekan. PPKM akan berakhir tanggal 20 Juli ini. Kabarnya akan diperpanjang hingga 30 Juli 2021. Banyak yang menolak perpanjangan masa PPKM tersebut. Terutama pedagang dan pekerja harian yang kesulitan mencari makan.
Penolakan tersebut terjadi akibat salah tafsir aparat terhadap program PPKM. PPKM dibuat sebagai bentuk pembatasan aktivitas masyarakat. Faktanya, di lapangan petugas malah melarang aktivitas masyarakat. Razia pedagang dan menutup paksa lapak terjadi diberbagai daerah. Tentu hal ini menimbulkan penolakan dari masyarakat.
Masyarakat tidak memiliki tabungan cukup untuk kebutuhan hidup selama PPKM. Apalagi jika PPKM jadi diperpanjang. Hal itu yang membuat masyarakat harus colong-colongan dengan aparat. Maksud PPKM ini agar masyarakat tidak berkerumun di luar rumah. Faktanya, dengan kebijakan ini malah orang menjadi berkerumun karena sedikitnya warung dan kantor perbankan yang buka.
Angka positif covid terus bertambah. Artinya mereka harus isolasi mandiri di rumah sampai dinyatakan sembuh. Isolasi mandiri tidak semudah yang dibayangkan. Orang yang sedang isolasi mandiri membutuhkan pasokan bahan makanan untuk meningkatkan imun tubuh. Pasokan bahan makanan dapat dibeli untuk jangka waktu lama antara 10 sampai 14 hari. Tentunya membutuhkan biaya besar.
Bagi mereka yang mampu, bisa menyetok bahan makanan dengan belanja online. Namun bagi mereka yang tidak mampu tentu kesulitan. Tidak mampu bukan berarti ia pengangguran. Selama pandemi, banyak orang yang tiba-tiba menjadi miskin. Hal itu karena pengurangan karyawan, usaha gulung tikar akibat sepi pembeli, pemasukan harian yang terhenti akibat terhentinya aktivitas, dsb. Melihat situasi begini tentunya peran masyarakat untuk gotong-royong sangat diperlukan.
Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang saling membantu. Itu sebabnya dulu pernah ada kabinet dengan nama Gotong-Royong. Akan tetapi, dalam situasi pandemi seperti ini, gotong-royong membantu orang lain juga sedikit sulit. Hal itu karena tidak sedikit masyarakat yang juga sama-sama susah. Namun, bukan berarti kita tidak bisa berbagi dalam kondisi sulit.
Masyarakat Malaysia membuat bendera putih di depan rumah sebagai tanda bahwa penghuni rumah tersebut butuh bantuan bahan makanan. Orang lain yang hendak mendermakan bahan makanan bisa berbagi pada rumah yang berbedera putih. Apakah di Indonesia bisa demikian?
Bendera putih di Indonesia sudah memiliki makna sendiri. Secara global, bendera putih dijadikan sebagai tanda menyerah. Namun, sebagaian masyarakat Indonesia menjadikan bendera putih sebagai tanda duka cita. Terutama di Jawa. Keluarga yang sedang berduka memasang bendera putih di depan rumah, depan gang, dan di pintu masuk pemakaman. Bendera putih dijadikan tanda untuk masyarakat yang hendak melayat ke rumah duka.
Dalam ilmu semiotik, bendera merupakan bagian dari bentuk tanda. Bentuk tanda berupa bendera termasuk dalam kategori simbol. Simbol merupakan tanda yang pembuatannya manasuka. Tanda simbol tidak memiliki acuan dengan konsep yang mewakilinya. Berbeda dengan tanda lain seperti foto misalnya. Gambar pada foto mewakili objeknya atas dasar kemiripan. Sementara, itu tidak berlaku dalam simbol. Itu sebabnya, sama-sama bermakna duka cita tapi simbolnya berbeda-beda. Ada yang simbolnya warna hitam, bendera kuning, kain hijau, bahkan bendera putih.
Penggunaan simbol yang manasuka bukan berarti sesorang boleh sembarang menggunakan benda sebagai simbol. Hal itu karena benda bisa menjadi simbol secara sah apabila terdapat kesepakatan pada masyarakatnya. Hidup di tengah masyarakat berbendera kuning dalam hal duka cita maka tidak bisa menerapkan kain hijau untuk makna yang sama. Hal itu membuat pesan yang disampaikan tidak dapat diterima oleh orang lain. Begitu pula dengan penggunaan bendera putih untuk hal lain pada masyarakat berbendera putih untuk ungkapan duka cita.
Hal itu juga berlaku pada penanda untuk orang yang membutuhkan bantuan karena sedang kehabisan bahan makanan. Tanda bisa dibuat dengan benda yang mudah didapat sehingga tidak menyulitkan. Contohnya plastik hitam yang dijadikan bendera di depan pintu. Hal itu karena setiap rumah pasti memiliki plastik hitam. Tanda itu bisa digunakan. Selain itu, plastik hitam juga mudah dilihat pada siang hari. Plastik hitam bisa juga diganti dengan plastik merah agar bisa di lihat pada waktu siang atau malam hari.
Jika tanda sudah disepakati, masyarakat bisa berbagi kepada sesama. Dan yang membutuhkan bantuan tidak perlu gengsi untuk membuat tanda di depan rumahnya. Dalam kondisi serba sulit, tolong-menolong sangat diperlukan. Pemberian bantuan bisa dikoordinasi oleh ketua masyarakat setempat agar tidak terjadi ketimpangan.
Masyarakat pasti bisa melawan covid dan bisa hidup berdampingan bersama covid. Covid dapat dilawan oleh imun dalam tubuh. Kesehatan bersama dapat terbentuk apabila imun setiap orang terbentuk dengan baik. Imun akan terbentuk apabila setiap orang bisa hidup dengan tenang tanpa ada ketakutan. Seperti ketakutan tidak makan dan ketakutan pada angka kematian. Mari bersama-sama melawan covid namun bisa hidup secara normal seperti biasa.