Pernah nggak sih kalian ngerasa tertuntut untuk menjadi sesuatu yang dianggap ‘wah’ oleh orang sekitar? Atau justru merasa kerdil dan salah jika cukup menjadi orang yang biasa-biasa aja. Sekolah di sekolah yang biasa saja, mendapatkan nilai yang secukupnya saja, punya pekerjaan pun yang standar aja tanpa seragam dan atribut luar yang megah. Hidup pun seadanya dan biasa saja, dengan barang-barang penunjang hidup yang fungsional tanpa nama besar. Well, well, kemudian kita ngerasa down dan kerdil dengan sendirinya sebab melihat rekan-rekan sejawat yang terlihat lebih maju, lebih keren, lebih berprestasi dari kita.
Tiba-tiba hati merasa ciut dan merasa hidup kayak gagal. Pernah nggak sih kalian berada di posisi tersebut? Betapa pun kita udah bilang nggak peduli dengan pencapaian orang lain tapi melihat mereka setiap hari di depan mata kok rasa-rasanya sulit banget menafikkan rasa nggak peduli. Karena pasti sedikit banyak hati dan pikiran kita juga terusik.
Tenang kawan, itu semua adalah hal yang wajar dan lumrah dalam hidup. Hidup dengan mengikuti standar sosial memang tidak akan pernah ada habisnya. Selalu akan ada orang yang Nampak lebih hebat di atas kita, selalu aka nada orang yang hidupnya terlihat lebih bahagia dan sukses di atas kita. Dan tidak akan pernah habis apabila kita mengikuti standar sosial tadi.
Perhatikan apa yang kita lihat dan dengarkan.
Layaknya tubuh yang butuh asupan makanan bergizi, hati dan pikiran kita juga butuh sekali asupan. Apa yang kita lihat, dengar, rasakan, ke semuanya adalah makanan bagi hati dan pikiran kita.
Maka tatkala hati kita mulai terusik dengan pencapaian orang-orang di luar sana yang terlihat hebat dan luar biasa maka yuk yuk segera alihkan pandangan kita. Kalo kita melihatnya melalui social media, maka saatnya untuk unplug our devices. Alihkan pikiran pada hal-hal positif yang masih melekat dalam hidup kita. Melihat ke dalam diri kita sendiri.
Penting banget untuk memastikan bahwa yang kita dengar dan kita lihat adalah hal-hal baik yang menenangkan jiwa, bukan malah membuat jiwa meronta dan merasa disalahkan atas segala sesuatu yang terjadi. Padahal kita bisa bertahan hidup tanpa menjadi beban bagi orang lain di sekitar kita juga sudah menjadi berkah tersendiri yang harus sekali kita sadari dengan sepenuh hati.
Fokus dengan apa yang bisa kita lakukan
Kita mungkin nggak bekerja di tempat yang terlihat wah, pekerjaan kita mungkin biasa aja nggak pakai seragam dan selalu stand by di kantor. Atau mungkin kita menjadi mahasiswa yang biasa aja gitu nggak ada prestasi apa-apa. There is nothing wrong with that. Kita udah berjuang jugakan dengan cara dan metode kita sendiri. Dan daripada terus menerus merasa kerdil dan down karena merasa diri kita biasa aja, mendingan kita lekas berfokus pada hal-hal baik yang bisa kita lakukan. Dari pada galau dengan pekerjaan kita, kenapa kita nggak mencoba untuk mencintai pekerjaan kita dan melakukannya dengan segenap jiwa raga?
Fokuslah pada hal-hal positif yang bisa kita lakukan. Misal buat teman-teman yang menjadi ibu rumah tangga dengan pendidikan tinggi dari universitas kenamaan. Nggak perlu silau dan merasa down karena rekan sejawat sudah pada keliatan necis kerja kantoran dengan gaji gede. Nggak perlu mengutuk diri karena hanya menghabiskan waktu di rumah aja dengan daster yang itu-itu aja. No way. Fokus pada hal positif dan hal baik yang bisa kita lakukan untuk mengalihkan pikiran kita.
Kita bisa melakukan hobi yang bermanfaat seperti berkebun, membuat art craft, atau mengasah kemampuan ketrampilan kita, belajar masak, belajar memainkan alat musik. Rajin berolahraga, membaca dan menulis resensi buku, dan sebagainya. Always try to find a coping mechanism yang positif. Bukan semakin menenggelamkan diri.
Well, nggak berdosa kan nggak menjadi hebat, bersinar, dan sukses dalam kategori majalah Forbes. Toh kita masih bisa melakukan banyak hal positif dalam hidup kita. Kita nggak buruk-buruk amat kok. Bahkan ketika kita terjatuh dan gagal berkali-kali, pasti akan selalu ada hal baik yang bisa kita lakukan dalam hidup kita. Tenang aja genks, jangan terus merasa tak berdaya dan tak berguna. Kamu hebat karena sudah berjalan jauh dan tetap hidup dengan baik hingga hari ini.
Stop comparing ourselves
Satu trigger terbesar yang membuat diri kita terus merasa kalah dengan yang lain adalah ngebanding-bandingkan!! Jujur aja! Seberapa sering kita membandingkan diri dengan orang lain.
Kadang ngebandingin secara sadar tapi sering juga nggak sadar ngebandingin diri sendiri dengan orang lain. Padahal sejatinya kondisi kita tidak pernah sama. Kita nggak pernah tau apa yang dihadapi setiap orang. Bisa jadi dia bekerja keras karena harus menanggung orang tua atau saudaranya, sehingga kerja bertahun-tahun juga tetap terlihat biasa aja.
Bisa jadi ada mahasiswa yang sekolah sambil sibuk bekerja untuk mencari penghidupan karena dia harus hidup mandiri tanpa sokongan siapapun jua. Yes setiap kehidupan orang itu tidak pernah sama.
Yang kita lihat itu mungkin berprestasi pada satu sisi. Punya kehidupan yang kelihatan serba enak dan bagus. Padahal bisa jadi kita juga punya prestasi lainnya yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Prestasi sebagai ibu rumah tangga, yaitu sukses menjaga keluarganya, punya anak yang sehat dan mendapat perhatian penuh dari orang tua. Prestasi sebagai pekerja yang keliatan biasa saja misalnya, tetap mampu berkarya tanpa spotlight dunia, bisa punya penghasilan walau mungkin hanya mencukupi kebutuhan pribadi tapi tidak menjadi beban bagi orang lain terutama orang tua adalah prestasi! Bisa lulus sekolah dengan baik, tidak terlambat walau nilai tak seberapa dan prestasi lainnya mungkin nihil, itupun sudah prestasi bro and sist! Coba cek berapa banyak yang drop out dan gagal menyelesaikan sekolahnya. You did great. So, jangan pernah sibuk membandingkan diri. Tapi bandingkan dengan diri kita di masa lalu. Sudah seberapa jauh kita melangkah dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Jadi nggak ada yang salah jika kita menjadi orang yang biasa saja dalam standar sosial yang ada. Jangan pernah kita pasang standar dunia untuk kehidupan kita. Nggak perlu ngerasa down dan kerdil karena pencapaian orang lain. Yang perlu kita ingat dan pegang teguh dalam hidup adalah terus berupaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.