“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al Qur’an, 21:30)

Menurut geological survey pada tahun 1997 tentang “age of the earth”, usia bumi yang kita huni saat ini sudah mencapai umur sekitar 4,5 miliar tahun lamanya, sudah termasuk usia yang sangat tua tentunya.

Usia bumi yang sudah sangat tua ini tentu menimbulkan pertanyaan besar bagi kalangan ilmuwan maupun kalangan awam tentang bagaimana sebenarnya bumi ini terbentuk dan seperti apa wujud asalnya?. Ini dibuktikan dengan adanya teori-teori lama tentang penciptaan atau bentuk bumi yang dimunculkan kembali ke khalayak publik, misalnya teori “flat earth” yang lagi viral di social media maupun pembahasan di kaum terpelajar.

Penulis memperhatikan bahwa permasalahan bentuk bumi ataupun bagaimana asal penciptaan nya tak kunjung usai, karna setiap teori tentunya juga memiliki landasan masing-masing dan dikemukakan oleh para pakar dan peneliti yang ahli dibidangnya.

Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, serta ulil amri diantara kalian. Jika kalian berselisih dalam suatu hal, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An Nisa:59).

Dari perbedaan pendapat yang tak kunjung usai, Al-Quran sudah jelas menjelaskan solusinya yang terdapat pada surat an-nisa ayat 59, jadi kita perlu mengembalikan semua perdebatan ini kepada buku pedoman pokok kehidupan manusia yakni Al-Quran, karna secara logika jika kita ingin menanyakan secara jelas tentang suatu barang, tentu kita harus tanya kepada pembuatnya, atau “sang pencipta” yaitu Allah subhanahu wata’ala.

Berikut alquran menjawab tentang bagaimana bumi dan langit itu sebenarnya.

  • Langit berasal dari asap

Allah berfirman :“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (al-fussilat : 11)

Al quran menyebutkan bahwa komponen utama dari langit adalah asap, atau ad-dukhan, dalam teori yang berkembang pada era modern saat ini yang menjadi rujukan disetiap materi tentang penciptaan langit dan bumi ialah teori “Nebula” yang dikemukakan oleh emanuel swedenberg pada tahun 1734 dan disempurnakan oleh immanuel kant pada tahun 1775, yang mengatakan bahwa pada awal tahap tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut Nebula.

Teori ini baru berkembang pada abad ke 18, dan di jadikan rujukan dibangku sekolah hingga kini, sedangkan Al-quran sudah lebih dari 14 abad yang lalu sudah menceritakan kejadiaan penciptaan langit dan bumi.

  • Langit 7 lapis dan bumi 7 lapis

Seperti yang kita ketahui pada abad ke 20 para ilmuwan baru menemukan bahwa langit terdiri dari beberapa lapisan yakni ada 7 lapis, yaitu: troposfer, stratosfer,ozonosfer, mesosfer, thermosfer, ionosfer, exosfer.

Begitupun dengan bumi terdiri dari 7 lapis yaitu: kerak samudra, kerak benua, mantel atas, mantel astenosfer, mantel bawah, inti luar, inti dalam. Allah berfirman pada surat At-thalaq ayat 12 :“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

  • Bumi dan langit berawal dari satu

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.

Teori dentuman besar atau “Big bang”, yang mendskripsikan bahwa alam semeseta awalnya dalam keadaan yang padat dan panas, dan akhirnya terjadi sebuah ledakan dahsyat dan terus mengembang hingga saat ini.

Jika diibaratkan bumi ibarat sebuah balon yang sedang ditiup yang terus berkembang dan melebar, yang setiap lapisan nya saling menjauhi. Menurut salah satu sumber yang berjudul “Evidence for the big bang” mengatakan bahwa “Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.”

  • Bentuk bumi datar atau bulat?

Sir Frasncis Drake adalah yang pertama kali membuktikan bahwa bumi itu bulat, yakni ketika dia berlayar mengelilingi bumi pada tahun 1597. Dan selanjutnya pada tahun 1616, seorang tokoh bernama galileo menyimpulkan dari berbagai hasil observasinya bahwa bumi itu bulat dan pusat tata surya bukanlah bumi, melainkan matahari.

Namun teori ini sempat dilarang pada jaman nya, karna bertentangan dengan pemahaman pihak gereja. Tetapi dari teori yang diungkapkan galileo ini stephen hawking seorang tokoh fisika abad ke 20 mengungkapkan bahwa galileo memiliki sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan sains modern.

Sedangkan Al-quran 1400 tahun yang lalu sudah menyebutkan pada surat an-naziat ayat 30: “Dan bumi sesudah itu dijadikan oleh-nya berbentuk bulat telur.” Ayat ini secara gambar menggambarkan bentuk bumi seperti bulat, yang mirip seperti telur, atau lebih tepatnya telur burung unta.

Ada juga ayat yang mengatakan bahwa bumi diciptakan dengan cara “dihamparkan”, misalnya pada surat adz-dzariya ayat 48 : “ Dan bumi itu kami hamparkan ,maka kamilah sebaik – baik yang menghamparkan .”

Hemat penulis, jika kita hanya mengambil sebagian ayat tanpa mengkorelasikan dengan ayat lain akan timbul perdebatan yang tak kunjung usai, perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap ayat-ayat al-quran sehingga menjadi sebuah sintesa yang baik dan sesuai dengan pembuktian menurut sains modern.

Dari semua penjabaran diatas sebenarnya sedikit membuktikan ilmiah nya al-quran, dan antara al-quran serta sains modern tidak ada pertentangan, tidak heran pada periode dinasti ummayah banyak penemuan-penemuan baru yang ditemukan oleh ilmuwan muslim.

Maka dari itu sudah saatnya perkembangan sains modern serta teori-teori baru muncul dari kalangan umat islam, makna iqra juga harus dipahami bukan hanya secara tekstual, tapi harus juga kita pahami makna iqra untuk membaca gejala alam serta membaca kondisi masyarakat kini yang akan berdampak pada aplikasi nyata ayat-ayat al-quran terhadap kehidupan umat.