Cheating dan Hacking dalam Game Online
Di dunia sekarang ini marak terjadinya fenomena bermain game online, baik itu dari anak kecil, remaja, bahkan hingga orang dewasa. Game online ini sendiri memiliki berbagai macam jenis, mulai dari MOBA, FPS, Battle Royale, dan Strategy Game. Game tersebut menjadi sebuah fenomena yang menjamur, karena mereka bisa dibilang Addicted terhadap game tersebut.
MOBA merupakan singkatan dari Multiplayer Online Battle Arena, MOBA sendiri merupakan sebuah game multiplayer online yang bertema pertarungan dalam arena. MOBA secara umum berbentuk pertarungan player 5 lawan 5. FPS merupakan singkatan dari First Person Shooter adalah sebuah game multiplayer online dimana pemain akan bermain sebagai First people perspective dan menggunakan senjata untuk tembak-menembak.
Battle Royale adalah sebuah pemainan video game dimana ada perpaduan antara elemen bertahan hidup dan peperangan, dengan penentuan pemenang ketika ada seseorang yang bertahan sampai akhir. Sedangkan Strategy game adalah game yang dimana berpusat kepada kemampuan otonom dari pemain untuk menentukan dan mengatur sesuatu, seperti kota, clan, castle, dan lain-lain untuk mengalahkan lawannya.
Sehubungan dengan maraknya game online sekarang ini, game online cukup berdampak kepada kehidupan masyarakat baik itu secara langsung dan tidak langsung, dan juga dampak negatif dan positif. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa game online ini sendiri sudah menjadi fenomena yang sangat mendunia dan tidak hanya di Indonesia saja, hal-hal yang berkaitan dengan game online ini sendiri pun marak menjadi pembicaraan para pecinta game online.
Dampak dari game online yang secara langsung adalah seperti berkurangnya waktu untuk bersosialisasi, para pemain game tersebut akan cenderung telat makan, dan menjadi lebih boros dalam pengeluaran. Dampak secara tidak langsungnya adalah timbulnya budaya individualis akibat kurangnya bersosialisasi, menjalankan roda perekonomian karena pihak game online akan membayar pajak ketika pemain membeli virtual currency di game tersebut.
Dampak Negatif dari game online adalah akan menyebabkan kecanduan akan game online, berkurangnya jam tidur, dan menjadikan pemain menjadi apatis terhadap sekitarnya. Sedangkan dampak positifnya adalah dapat mengembangkan kemampuan bernalar, dapat mendapatkan teman lebih banyak baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri, serta dapat mengurangi stress.
Dengan semakin banyak player di game online maka akan memunculkan cheater dan hacker di ekosistem game tersebut. Apakah cheater dan hacker itu? Cheater berasal dari kata cheat yang berarti curang, jadi cheater adalah orang yang melakukan kecurangan.
Sedangkan Hacker berasal dari kata hack yang berarti meretas, jadi hacker adalah orang yang meretas sistem sebuah game, dan biasanya hacker ini membuat aplikasi pihak ketiga untuk mencurangi game. Tidak hanya meretas dan membuat aplikasi pihak ketiga saja, hacker juga sering membuat para pemain game online cemas karena hacker bisa saja mengambil alih account/akun para pemain game online tersebut.
Singkatnya, Hacker adalah orang yang membuat program illegal dan meretas game, sedangkan cheater adalah orang yang menggunakan program illegal buatan hacker tersebut dan melakukan kecurangan.
Maraknya penggunaan program illegal untuk bermain game online mulai sering ditemukan di Indonesia ketika trend game Point Blank atau biasa disebut PB, di game tersebut banyak penggunaan program illegal/cheat seperti auto aim, unlimited health, dan juga auto headshot. Hal tersebut merupakan hal yang menjengkelkan jika kita bermain game online karena itu menyebabkan imbalance atau ketidakseimbangan dalam matchmaking. Para pemain game online juga merasa dirugikan karena mereka hanya ingin bermain game untuk bersenang-senang dan sayangnya mereka menemukan cheater/hacker di dalam game nya.
Ketika ada cheater/hacker, sebagai seorang player kita dapat melaporkan hal tersebut baik ke Customer Service maupun ke Game Master, maka Game Master akan memungkinkan untuk melakukan tindakan ban terhadap akun cheater/hacker tersebut, sehingga akun tersebut tidak dapat dimainkan lagi.
Kehendak Buta dan Strukturalisme
Kehendak Buta adalah teori yang dicetuskan oleh Arthur Schopenhauer dimana Schopenhauer menitikberatkan bahwa kehendak manusia merupakan poros yang mengontrol segala tingkah dan perilaku manusia, dan kehendak tersebut merupakan dorongan buta yang mendorong manusia hingga melewati berbagai taraf realitas.
Kehendak Buta digambarkan sebagai seorang yang buta dan kuat menggendong orang sakit yang bisa melihat, hal tersebut merepresentasikan bahwa kehendaklah yang mengendalikan manusia tersebut untuk berperilaku.
Strukturalisme adalah teori oleh Levi-Strauss, Barthes, Foucault, Lacan, dan Derrida. Kelima filsuf strukturalis menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang terkungkung oleh struktur ataupun sistem yang baik secara sadar dan tidak sadar mempengaruhi kesadaran mereka.
Strukturalisme menurut de Saussure memiliki empat gagasan dasar yaitu, Diakronis-Sinkronis, Langue-Parole, Sintagmatik-Paradigmatik(Asosiatif), Penanda-Petanda.
Diakronis-Sinkronis adalah sebuah penelitian menurut perkembangannya (Diakronis), dan penelitian menurut unsur-unsur yang sezaman (Sinkronis). Langue-Parole adalah penelitian bahasa yang telah menjadi konvensi (Langue), dan penelitian terhadap ujaran yang dihasilkan secara Individual (Parole).
Sintagmatik-Paradigmatik adalah hubungan antara unsur yang berurutan (Sintagmatik), serta hubungan antara unsur-unsur yang hadir dan tidak hadir, dan dapat saling menggantikan serta bersifat asosiatif (Paradigmatik). Penanda-Petanda adalah penanda sebagai imaji dari bunyi dan petanda sebagai konsep dari pemikiran.
Hubungan Antara Fenomena dan Teori
Menurut pandangan dari kehendak buta, orang-orang menggunakan program illegal atau pihak ketiga disebabkan karena orang tersebut dikuasai oleh ego dan keinginan pribadinya untuk menjadi lebih superior dari yang lainnya. Ketika orang tersebut menjadi cheater maka orang tersebut merupakan sebuah perwujudan dari kehendak buta manusia.
Kehendak buta tersebut mendorong manusia tersebut menggunakan cheat dan hacking karena mereka ingin memuaskan ego mereka, dan ingin menjadi top of the top. Karena ketika mereka menjadi top of the top mereka akan puas dengan hasil yang telah mereka dapatkan tersebut.
Sedangkan menurut Strukturalisme mengapa orang menggunakan cheat dan melakukan hacking terhadap suatu sistem game adalah karena memang sejak dulu orang-orang sudah terdapat struktur pemikiran dimana ketika orang memiliki rank yang tinggi dan dianggap jagoan, orang tersebut akan dianggap lebih superior dan orang orang lain akan melakukan glorification terhadap orang tersebut.
Struktur yang menyatakan bahwa manusia yang memiliki pangkat lebih tinggi sudah bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari, dimana manusia yang memiliki jabatan akan merasa semena-mena dalam mengatur dan bertindak.
Kesimpulan
Penggunaan Cheat dan Hack dalam game dapat disebabkan karena pemenuhan ego manusia, hal ini sesuai dengan pemenuhan kehendak buta oleh Schopenhauer. Ego tersebut muncul karena adanya struktur pemikiran yang sudah ada mengenai pangkat, rank, dan jabatan yang mempengaruhi pandangan seseorang terhadap orang lain.