Pada awal meniti karier, saya bekerja di pabrik kertas di Jawa Timur. Saya begitu menikmati bekerja di industri kertas karena dari awal hingga akhir proses berhubungan dengan disiplin ilmu yang saya dalami dan mungkin juga karena saya suka belajar aplikasi ilmu kimia. Begitu asiknya tidak terasa 10 tahun berlalu, selama di pabrik tersebut dipindah bagian 10 kali, dari hulu hingga hilir proses produksi kertas. Tersadar kembali akan cita-cita oleh tulisan Jimmy Calano dan Jeff Salzman dalam buku Career Tracking, “Jika anda tidak berani mengejar cita-cita sendiri, maka anda akan dipakai mengejar cita-cita orang lain.”
Terkait perjalanan dalam menggapai cita-cita, terdapat beberapa tipe orang dan anda termasuk yang mana;
Si Plin Plan, orang yang tidak mempunyai ketepatan hati dalam menentukan cita-cita. Dia sering ganti cita-cita dengan alasan yang tidak prinsip, misal ikutan teman, trend, ikutan idola dan lain-lain. Pribahasa “bagai air di daun keladi” ini cocok untuk Si Plin Plan. Pada akhirnya dia dihukum oleh ketidakmantapan pendiriannya. Pilihan akhirnya pada bidang atau profesi yang tidak benar-benar diminati.
Pernah suatu ketika saya ngobrol tentang cita-cita dengan anak-anak dan keponakan. Ada salah satu keponakan yang pilihan cita-citanya berubah-ubah. Saat SD ingin jadi dokter, saat SMP berubah ingin jadi chef, giliran SMA akhir ingin melanjutkan ke informatika. Akhirnya diterima di jurusan pertanian. Setelah lulus tidak menggeluti bidangnya, malah mau buka angkringan. Sebuah perjalanan berliku karena ketidakmantapan.
Si Rapuh, orang yang punya cita-cita dan ada keberanian untuk mengejarnya, tetapi tidak cukup gigih. Cita-citanya ditetapkan dengan pertimbangan yang kurang matang dan alasan yang tidak kuat. Dalam perjalanan penggapaian cita-citanya kurang sungguh-sungguh, mudah goyang, mengeluh yang pada akhirnya give up.
Ada seorang teman yang ingin set up bisnis sendiri di bidang yang sudah lama ia geluti sebagai professional. Di atas kertas (perencanaan) peluang berhasil cukup besar karena hampir semua persyaratan dasar terpenuhi; pengetahuan teknis, pengalaman menjual, relasi dan lain-lain. Maka diputuskan keluar dari tempat kerjanya dan set up bisnis sendiri.
Pernah pada suatu kesempatan kami sharing, sebagai teman yang sama-sama baru set up bisnis. “Saat merintis bisnis dan belum benar-benar menghasilkan, rasanya saat makan seperti menelan duri, nyanthol ditenggorokan (nggak kolu mangan},” terangnya. Dia tidak tahan akan kendala-kendala, kesulitan-kesulitan di dunia barunya yang berujung pada give up dan balik kucing sebagai profesional ikut orang lain lagi.
Si Galau, orang yang punya cita-cita dan dia fokus dengan cita-citanya. Senantiasa cari teman ngobrol terkait gagasan, ide dan harapannya serta membawa cita-citanya dalam doa tetapi tidak cukup berani mengambil tindakan untuk menggapainya. Khawatir akan masa depan dan penyesalan akan masa lalu menghantui pikirannya, sampai pada titik keadaan memaksanya.
Dalam kehidupan sering dijumpai orang ingin jadi pengusaha tetapi berbagai pertimbangan membuatnya tidak juga melangkah. Sampai karena suatu keadaan, dia terkena pemutusan hubungan kerja (phk), melamar pekerjaan lagi kesana-kemari tidak juga diterima sehingga dengan terpaksa memulai mengejar impiannya. Memulai mengejar mimpi sebagai victim (korban keadaan). Si Galau, terpaksa mengejar cita-citanya memulai dari nol atau bahkan minus, melewati jalan berliku nan terjal akhirnya menjadi apa yang mereka citakan.
Si Tangguh, orang yang punya cita-cita yang konsisten akan pilihannya. Pada awalnya dia bukan siapa-siapa dan anak siapa-siapa tetapi dia sadar akan pilihannya. Dia bukan generasi penerus atau pewaris kerajaan bisnis datuk moyangnya, justru dia sedang membangun generasinya. Si Tangguh fokus dan gigih pada cita-citanya sehingga bisa melewati tahap demi tahap kesulitan dan tantangan.
Si Tangguh dari awal mempunyai awareness bahwa ono rego ono rupo, ada cita-cita ada perjuangan. Dalam perjuangan menggapai cita-cita, jatuh bangun, jatuh bangun lagi. Dia berani ambil resiko, mental sudah siap atas resiko dan hasil yg akan dicapai. Mayoritas orang-orang berpengaruh / besar adalah termasuk dalam Si Tangguh.
Si Gila, tidak seperti orang kebanyakan, dia benar-benar risk taker sejati. Pilihan jalan hidupnya bukan pada zona nyaman, tetapi lebih pada sesuatu yang menantang. Pertimbangan dalam mengambil keputusan tidak masuk nalar pada umumnya. Pikiran dan langkah-langkahnya out of the box. Jika idenya dipresentasikan pada teamnya or partner bisnisnya, mereka akan menganggapnya gila. Tetapi saat ide-idenya jadi kenyataan, mereka akan menganggapnya genius. Mempunyai cita-cita tinggi dan alasan yang sangat kuat untuk menggapainya. Dia bukan hanya memahami managemen resiko tetapi menikmati proses menaklukan tantangan demi tantangan.
Seperti perjuangan Muhammad Al Fathih sang penakluk Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih memerintahkan pasukan laut untuk memindahkan kapalnya melewati hutan belantara agar sampai di selat Borporus, pertahanan terlemah Konstantinopel. Kapal berlayar melewati bukit bukan melewati laut dengan kegelapan yang menyelimuti, sebuah gagasan yang mustahil pada zamannya.
Biasanya cita-citanya sungguh agung dan mulia bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya tetapi untuk kemaslahatan masyarakan bahkan untuk kebaikan semesta alam.
Terkait cita-cita apapun itu perlu diyakini, bahwa saat sudah dideklariasikan maka bukan hanya kita yang menuju ke sana, tetapi dia (cita-cita) itupun akan berupaya lebih keras untuk sampai pada kita dan semestapun mengamini deklarasi tersebut.
Lantas Anda termasuk kriteria ya mana?